Kamis, 29 Juli 2010

Tujuh Desa Wisata Dikembangkan di Bali





sawah

Sawah di Kabupaten Badung, Bali.

Kuta - Sebanyak tujuh Desa di Kabupaten Badung, Bali akan dikembangkan sebagai Desa Wisata. Pemerintah Kabupaten Badung menetapkan tujuh desa wisata sebagai upaya untuk mengembangkan pariwisata pedesaan.

"Penetapan itu dimaksudkan untuk mendorong keseimbangan pembangunan antara wilayah Badung Selatan dan Badung Utara," kata Bupati Badung AA Gde Agung saat menggelar jumpa pers di Kuta, Senin (28/12).

Ketujuh Desa tersebut, adalah Desa Kiadan, Kecamatan petang, Desa Sangeh, Desa Bongkasa yang berada di Kecamatan Abiansemal, Desa Baha, Desa Mengwi, Desa Kapal dan Desa Munggu yang masing-masing berada di Kecamatan Mengwi.

"Wilayah-wilayah pedesaan di Kabupaten Badung memiliki potensi yang memadai untuk dikembangkan," katanya.

Di samping bertujuan untuk mendorong keseimbangan pembangunan, pengembangan desa wisata juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru di wilayah pedesaan sehingga dapat menanggulangi kemiskinan, katanya.

Dikatakan, pengembangan pariwisata pedesaan tidak bertujuan untuk mengubah wajah desa, melainkan mengemas kondisi `eksisting` di pedesaan agar memiliki daya tarik wisata yang khas Kabupaten Badung.

"Pariwisata pedesaan merupakan salah satu upaya menghasilkan produk-produk pariwisata yang baru, dengan tidak bertujuan mengubah penataan ruang desa," tambahnya.

Menurutnya, pariwisata desa tidak akan mengarah pada penambahan jumlah sarana akomodasi berbintang di Kabupaten Badung, melainkan sebagai alternatif dari sarana yang sudah ada.

Dengan demikian, apabila nantinya muncul kebutuhan terhadap keberadaan sarana akomodasi pada desa-desa wisata, pihaknya akan mengarahkan untuk memanfaatkan perumahan penduduk sebagai sarana akomodasi.

Sementara untuk pengembangan desa sebagai "pilot project" program Desa Wisata di Kabupaten Badung dalam penataan nantinya diperkirakan akan menemui sejumlah kendala dan hambatan.

"Hambatan tersebut, antara lain dapat menyangkut masalah manajemen, hambatan prilaku dan budaya wisata masyarakat yang belum memadai," ucapnya.

Namun, Gde Agung optimistis tantangan tersebut dapat teratasi melalui serangkaian pelatihan-pelatihan kepariwisataan yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan.(ant/waa)

0 komentar:

Posting Komentar