Senin, 12 Juli 2010

JUARA PIALA DUNIA 2010





Senin,12 Juli 2010 | 15:05 WIB

Trauma, Trauma, dan Trauma "Oranye"

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Kekalahan menyesakkan dari Spanyol di final Piala Dunia 2010 menimbulkan trauma bagi bangsa Belanda. Ini adalah ketiga kalinya "De Oranje" masuk final dan gagal menjadi juara dunia.

Sebelum 2010, Belanda sempat masuk final pada 1974 dan 1978. Ketika itu, mereka harus menjadi runner up setelah disikat Jerman Barat dan Argentina. Kini hal yang sama terulang lagi.

"Trauma ketiga oranye," tulis harian terpopuler Belanda, De Telegraaf. "Piala Dunia di Afrika Selatan akan masuk ke dalam sejarah Belanda sebagai trauma ketiga final sepak bola," lanjut De Telegraaf.

"Andres Iniesta dengan golnya membuat seluruh Belanda berkabung," tulis Algemeen Dagblad. "Setelah malam penuh darah di Soccer City, gelar juara dunia tetap tak dapat dijangkau 'Oranye'. Spanyol terlalu bagus di final," lanjut Algemeen Dagblad.

"Mimpi ini telah berakhir, Belanda tidak menjadi juara dunia," kata penyiar NOS, di samping foto Wesley Sneijder yang sedang duduk sambil menangis.

Keberuntungan kerap tak menaungi Belanda. Selalu datang sebagai unggulan di Piala Dunia, Belanda tak pernah menuntaskannya dengan menggenggam trofi. Padahal, permainan mereka yang identik dengan nama total football disebut-sebut sebagai permain menyerang terbaik di sepak bola. Maka tak heran, Belanda hingga kini mendapat sebutan, juara tanpa mahkota. (AFP)


www.rakyatmerdeka.co.id

Selasa, 13 Juli 2010, 00:52:54 WIB

Oranye Berkabung, Pesta Pora Amsterdam Tak Berlanjut

Pertandingan final Piala Dunia 2010 ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat Belanda. Yang terakhir kalinya Tim Oranye bertanding di final Piala Dunia adalah tahun 1978, 32 tahun yang lalu.

Ketika itu Tim Belanda dikalahkan Argentina dengan skor 1:3. Sedang empat tahun sebelum itu di Final Piala Dunia tahun 1974, Tim Belanda dikalahkan Tim Jerman dengan stand 1:2. Dua pertandingan final ini merupakan trauma bagi Tim Oranye.

Bahwa Tim Belanda dibawah Pelatih Bert van Marwijk dalam Piala Dunia 2010 ini mencapai final adalah suatu sukses besar. Dan masyarakat Belanda menyambut dengan sangat antusias Tim Oranye dan tidak berlebihan jika para pemain Tim Oranye beserta Pelatih Bert van Marwijk dan stafnya disambut sebagai pahlawan.

Bagaimana dengan pertandingan final Piala Dunia 2010 ini? Ratusan ribu warga Belanda nonton pertandingan final lewat layar besar TV di berbagai tempat/kota di Belanda, belum terhitung belasan ribu yang melihat langsung di stadion Soccer City di Johannesburg. Tak terkecuali di kota Zaandam, di pinggir Amsterdam.

Mereka menonton dengan antusias. Kekecewaan besar mereka rasakan di babak perpanjangan waktu, ketika di menit ke-116 pemain tengah Tim Matador Andres Iniesta berhasil membuat kiper Oranye tak berdaya. 1:0 untuk Spanyol ! Baru di menit-menit terakhir di babak perpanjangan waktu, ketika skor 1:0 untuk Tim Matador, sekitar seratus ribu penonton yang memenuhi Museumplein Amsterdam mulai merasa sangsi akan kemenangan Tim Oranye.

Ketika wasit Howard Webb (Inggris) membunyikan pluitnya dengan suara panjang tanda permainan berakhir, barulah para pemain Oranye menyadari akan kekalahan mereka. Arjen Robben, Wesley Sneijder kelihatan sangat sedih. Dirk Kuyt tampak menangis. Seluruh pemain Oranye bersedih hati. Dan Museumplein di Amsterdam yang tadinya penuh sesak dengan penonton, relatif cepat menjadi lengang.

Belanda kembali dalam keadaan trauma. Kini “Johannesburg 2010” trauma! Masyarakat Belanda amat kecewa dan berkabung atas kekalahan Tim Oranye. [arp]

0 komentar:

Posting Komentar