Sabtu, 15 Januari 2011

Lobang Mbah Soero, Wisata Tambang di Sawahlunto

Oleh: Maghriza Novita Syahti


Lobang Mbah Soero, Wisata Tambang di Sawahlunto:
Berkunjung ke kota Sawahlunto, tentu kurang lengkap rasanya jika tidak menjelajahi objek wisata sejarah yang ada di kota tersebut. Banyak julukan untuk kota Sawahlunto. Sebut saja, kota arang, kota tambang, Belanda kecil, dan lainnya.

Salah satu objek yang patut dikunjungi adalah Lobang Tambang Mbah Soero dan Info Box-Galeri Tambang. Info Box terletak di kawasan Tangsi Baru. Bangunan ini oleh Pemda Kota Sawahlunto direkomendasikan sebagai Pusat Informasi sejarah tambang batubara Kota Sawahlunto.


Mulanya, Info Box adalah sebagai tempat stock field (penumpukan batubara) yang digali dari Lobang Tambang Batubara Mbah Soero. Tahun 1947 pada lokasi ini dibangun Gedung Pertemuan Buruh (GPB). Gedung ini berfungsi sebagai tempat hiburan sekaligus tempat bermain judi bagi para buruh pekerja tambang yang tinggal di sekitar kawasan Tanah Lapang dan Air Dingin, di sinilah para buruh tambang menghamburkan uangnya setelah mereka menerima upah.

Sedangkan, Lobang Tambang Mbah Soero dulunya dinamakan Lubang Soegar. Lubang ini merupakan lubang pertama di kawasan Soegar yang dibuka oleh Kolonial Belanda pada tahun 1898. Pada lubang ini terdapat kandungan batubara yang paling bagus (Kalori 7000) dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya, seperti Sungai Durian, Sigalut, Parambahan dan Tanah Hitam. Hal ini disebabkan karena kawasan Soegar terletak dilapisan patahan paling bawah dari permukaan Bumi.


Untuk membuka lubang ini, Belanda mendatangkan buruh paksa dari berbagai penjara di nusantara, seperti Medan, Jawa, Sulawesi dan Padang. Mereka dibawa dengan kapal melalui Pelabuhan Emmahaven sekarang Teluk Bayur dan selanjutnya menggunakan transportasi kereta api dari Pelabuhan Emmahaven menuju Sawahlunto.

Sesampainya para buruh ini di Sawahlunto, mereka langsung dikirim ke penjara orang rantai yang khusus dibuat oleh Belanda untuk para buruh paksa (orang rantai). Mereka dipekerjakan membuka lobang tambang Soegar dengan posisi kaki dirantai, makan seadanya dan menerima upah sangat kecil. Namun, tenaga mereka dikuras habis untuk menyelesaikan konstruksi lobang tambang.


Pada awal abad ke-20, orang Belanda mendatangkan mandor dari Jawa, salah satunya Mbah Soero, ia diangkat menjadi mandor oleh Kolonial Belanda karena ilmu kebatinan yang dimilikinya. Ia ditugaskan untuk mengawal penambang di lobang Soegar ini. Dalam kesehariannya ia dikenal sangat rajin bekerja, berperilaku baik dan taat beribadah.

Selanjutnya lobang ini ditutup pada tahun 1920-an, karena adanya perembesan air dari Batang Lunto dan kadar gas methan yang terus meningkat . Kemudian pada tahun 2007, sesuai dengan visi dan misi Kota Sawahlunto sebagai Kota Wisata Tambang yang berbudaya, maka objek bekas tambang kembali dibenahi, salah satunya yaitu Lobang Soegar. Untuk penghargaan kepada mandor Mbah Soero, yang dianggap sebagai pahlawan pekerja dimasa buruh paksa (orang rantai), maka Lobang Soegar ini lebih populer ditengah masyarakat Sawahlunto dengan sebutan Lobang Tambang Mbah Soero.


Objek wisata sejarah ini dibuka pada hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 8.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Untuk masuk objek wisata ini, kita harus membayar karcis masuk seharga R- 8.000 per orang.


Untuk memasuki lobang tambang Mbah Soero harus mematuhi prosedur dan ketentuan yang tidak boleh dilanggar, mengingat pengalaman yang tidak diingini sering terjadi jika kita melanggarnya, seperti: menitipkan barang bawaan apa saja termasuk alas kaki, sandal dan sepatu, menggunakan alat pengaman/ safety yang disediakan sepatu, helm dan kostum, masuk lobang tambang minimal sebanyak 20 orang/ rombongan, jika masuk mulai dari pintu lobang utama (LBU) dan keluar melalui lobang vetilasi udara, dan selama berada di dalam lobang tambang pengunjung dilarang menyentuh material lobang tambang, mengambil material batubara, jangan memisahkan diri dari pemandu/ guide dalam rombongan, kemudian buang air besar dan kecil, serta jangan berbicara atau mengeluarkan kata-kata kotor.


Untuk menuju objek ini, kita dapat menggunakan transportasi berupa travel rute Padang-Sawahlunto seharga Rp 30.000. Untuk berkeliling kota Sawahlunto, kita dapat menyewa sepeda motor atau pun sepeda kayuh. (*)

fr.
http://www.inioke.com

Dunia Lain di Lobang Tambang Mbah Soero, Sawahlunto

Dunia Lain di Lobang Tambang Mbah Soero, Sawahlunto

Ombilin dan Sawahlunto adalah dua nama tempat yang familiar di ingatan saya. Sejak kecil, saya sudah mengenal keduanya sebagai salah satu tempat penghasil batubara terbaik di Indonesia. Di sanalah Belanda membangun pertambangan batubara dan memekerjakan ratusan ribu pekerja kasar dari berbagai tempat di negeri ini. Sisa-sisa cerita sejarah penambangan batubara dan peninggalan jaman Kolonial Belanda bisa dinikmati di kota tua yang cantik dan antik ini.

Sejumlah bangunan kuno yang tersisa dari jaman Belanda masih terpelihara dan sebagian difungsikan menjadi objek wisata. Sebutlah Stasiun Kereta Api yang kini berubah menjadi Museum Kereta Api kedua di Indonesia. Selain itu, ada juga Goedang Ransoem dan Silo yang dulu digunakan sebagai pendukung aktivitas pertambangan batubara di sana.

Lobang Tambang Soero

Sepatu & Topi Tambang yg Wajib Dipakai

Salah satu objek wisata yang menarik perhatian kami adalah Lobang Tambang Mbah Soero yang terletak di Jl Muhammad Yazid, Lembah Segar, Kota Sawahlunto. Lobang Tambang Mbah Soero bersebelahan dengan Galeri Info Box yang menyajikan informasi sejarah pertambangan batubara di Sawahlunto. Lobang Tambang Mbah Soero ini dulunya lobang tambang batubara pertama di patahan Soegar dengan Mbah Soerono sebagai mandornya. Aslinya bernama Lobang Tambang Soegar, namun masyarakat menyebutnya sebagai Lobang Tambang Mbah Soero karena segan padanya.

Lobang tambang ini digali pada tahun 1898 dan digunakan hingga tahun 1930. Lobang ini kemudian ditutup karena naiknya permukaan air dari Batang (Sungai) Lunto. Selama lebih dari 70 tahun, lobang ini dipenuhi air, terabaikan dan semakin tertutup oleh pemukiman warga yang kemudian tumbuh di sekelilingnya. Barulah pada tahun 2007, pemerintah setempat memutuskan untuk membukanya sebagai objek wisata tambang Sawahlunto.

Membuka lobang tambang tersebut untuk umum bukan perkara mudah. Perlu waktu 22 hari untuk memompa air keluar dari lobang yang panjangnya . Selain itu, dibangunlah tangga dan penerangan untuk memudahkan pengunjung. Saluran ventilasi berupa pipa udara juga tersedia untuk menyediakan udara segar agar tak pengap ketika berada di dalamnya. Sekarang Lobang Tambang Mbah Soero tertata cukup rapi, siap dikunjungi para peminat wisata sejarah.

Salah satu lorong dalam lobang tambang

Suasana dalam lobang tambang

Cerita “Dunia Lain” di Dalam Tambang

Kami diharuskan memakai pakaian sepatu boot dan topi tambang yang tersedia sebelum memasuki lobang. Selain untuk alasan keamanan, hal ini menarik karena seakan-akan kami menjadi pekerja tambang beneran. Kami juga diijinkan untuk berfoto di dalam tambang yang masih mengandung batubara itu.

Kandungan batubara di lobang tambang memang masih tinggi. Emas hitam itu masih bisa dilihat di berbagai bagian di lobang tambang. Saya pun sempat memegangnya. Konon masih tersedia ratusan ribu ton di lobang tambang itu. Namun Pemerintah Sawahlunto memutuskan untuk tidak menambangnya dan memeliharanya sebagai objek wisata. Selain itu, untuk alasan keamanan pemukiman yang berada di atasnya.

Batubara di dinding tambang

Monumen Orang Rantai

Willizon (53), akrab dipanggil Pak Win, adalah guide kami siang itu. Sebelum memasuki lobang, bapak tua humoris ini menyampaikan beberapa petunjuk yang harus diikuti, diantaranya adalah larangan mengumpat dan sok-sokan ingin melihat penampakan. Mengenai hal ini, Pak Win menceritakan sebab-sebabnya kemudian.

Selama berjalan di dalam lobang tambang, Pak Win bercerita tentang sejarah lobang tambang. Batubara Sawahlunto ditambang dengan memekerjakan “orang rantai” yang berasal dari berbagai bagian dari Indonesia, seperti Medan, Jawa, Madura dan Sulawesi. Mereka bekerja dengan rantai terikat pada kakinya sehingga tidak bisa melarikan diri. Sebagian dari mereka adalah para terhukum di daerah asalnya karena dulunya pernah merampok, mencuri atau memberontak. Bayangkan betapa tersiksanya hidup di bawah tanah dengan tekanan dari tentara Belanda. Apalagi ditambah dengan adanya kejadian perkelahian atas etnis atau yang dipaksa menjadi nanak jawi (homoseksual). Sebagian dari mereka pun kemudian berkelahi sampai diantaranya terbunuh.

Pada saat renovasi tambang untuk dibuat objek wisata, ditemukan sejumlah potongan tubuh manusia yang sudah menghitam seperti batubara. Beberapa darinya lalu dimakamkan, namun sebagian besar tengkorak dibiarkan tetap di tempatnya dan tidak digali lebih dalam. Setelah mendengar cerita ini, sontak saya dan Uni Miya (guide kami) meminta Pak Win meneruskan ceritanya di luar tambang.

Pak Win kemudian menceritakan beberapa kisah. Saat renovasi, sejumlah pekerja mendengar suara gamelan dan saron di lobang tambang. Pernah seorang pengunjung menyampaikan kekagumannya pada Pak Win karena di dalam lobang dia disambut beberapa orang Jawa dengan penuh senyuman. Padahal tidak ada orang Jawa di dalam sana. Di lain kesempatan, seorang pengunjung wanita menangis tanpa henti di dalam lubang karena mendapat penglihatan penyiksaan orang rantai di masa lalu. Menyeramkan sekaligus membuat miris. Beberapa kejadian misterius lainnya kemudian memunculkan beberapa panduan untuk pengunjung, misalnya: permisi sebelum masuk dan larangan berkata kasar di dalamnya.

Lobang tambang ini menjadi saksi sejarah pedih para pendahulu kita sekaligus menunjukkan betapa kayanya alam Indonesia. Batubara kualitas terbaik menjadi kebanggaan kita sekaligus menjadi penarik bangsa asing untuk datang dan mengambilnya. Sejarah yang pedih untuk dikenang namun menjadikan kita belajar banyak hal tentang menjaga potensi yang kita miliki.

fr.

http://travel.nonadita.com



SIMFes 2010 "Opening"

SIMFes 2010 : Musisi Mongolia Tampil Memukau


SIMFes 2010 : Musisi Mongolia Tampil Memukau
SAWAHLUNTO, SO--Walikota Sawahlunto Amran Nur, membuka secara resmi pagelaran akbar bertajuk Sawahlunto International Music Festival (SIMFes) 2010, di Museum Gudang Ransoem, Jumat malam (3/12). Iven ini dijadwalkan akan berlangsung hingga 5 Desember mendatang.

Dalam ajang SIMFes 2010, pemerintah kota Sawahlunto melalui Dinas Pariwisata dengan korator Edi Utama menghadirkan sejumlah musisi berkelas dunia asal tiga benua yakni Asia, Afrika dan Eropa dari lima benua yang telah direncanakan.

Dalam sambutannya, Amran Nur mengaku bangga atas terselenggaranya event tersebut, yang secara langsung dapat mengangkat nama kota Sawahlunto ke dunia internasional.

"Dari kota yang diisukan hampir mati ini, saya sangat bangga dengan terselenggaranya SIMFes 2010 yang dapat mengangkat Sawahlunto kedunia Internasional. Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada korator Edi Utama yang telah berhasil mendatangkan musisi-musisi kondang dari berbagai belahan dunia ke kota ini, yang secara langsung dapat menjadikan promosi wisata kita," ungkap Amran Nur.

Selain itu, Amran Nur juga mengucapkan terima kasih kepada pihak DPRD yang telah menyetujui anggaran agar SIMFes 2010 dapat dilaksanakan sebagai agenda tahunan.

Menandai dibukanya secara resmi ajang tersebut, Amran Nur didampingi Wawako Erizal Ridwan bersama Kadinas Pariwisata, Gusrial dan juga korator Edi Utama, secara bersama-sama memukul gendang.

Usai dibuka Amran Nur, acara tersebut diawali dengan penampilan Karawitan dari anak-anak SMAN II Sawahlunto, yang pada festival karawitan se Sumatra beberapa waktu lalu berhasil meraih gelar juara pertama.

Selanjutnya, acara disusul dengan penampilan luar biasa dari para remaja asal Kepulauan Mentawai, yang beberapa waktu lalu terkena musibah gempa dan Tsunami. dari penampilan apik dan sangat menarik yang dipertontonkan remaja Mentawai itu, tak ayal, aplouse meriahpun membahana di Museum Gudang Ransoem.

Sementara itu, warga kota Sawahlunto yang penasaran dan terlihat sabar menunggu aksi para seniman atau musisi level dunia, tampak terkagum-kagum saat musisi asal Mongolia, Sangerel Tserevsamba tampil dengan sangat memukau.

Meski dengan bahasa yang tak dimengerti, namun warga kota ini tampak puas dengan hadirnya seniman tingkat dunia yang menurut sejumlah warga Sawahlunto, selama ini hanya bisa melihat dilayar kaca. AP

fr.
http://www.sumbaronline.com

MUSEUM GOEDANG RANSOEM


gr_museum_goedang_ransoem.jpg

MUSEUM GOEDANG RANSOEM


SEJARAH: DARI DAPUR UMUM (ORANG RANTAI) KE MUSEUM GOEDANG RANSOEM
Kawasan Dapur Umum dibangun pada tahun 1981, dilengkapi dua buah gudang besar dan Steam Generator (tungku pembakaran) dengan +100 orang karyawan. Dapur umum memasak lebih kurang 65 pikul setiap hari atau setara dengan 3900 kilogram nasi untuk para pekerja tambang batubara (orang rantai), pasien rumah sakit, dan keluarga pekerja tambang.

Pada zaman Jepang hingga Agresi Belanda II, aktivitas memasak dalam skala besar masih berlangsung, setidak-tidaknya untuk memenuhi kebutuhan makan angkatan perang Belanda dan Jepang. Era berikutnya, memasuki tahun 1950-an, pascaperang, Dapur Umum dimanfaatkan sebagai fasilitas pendidikan dan perumahan karyawan tambang Ombilin hingga tahun 1980-an. Dan juga sebagai hunian masyarakat hingga awal tahun 2005.

Sejak tahun 2004-2005 kompleks bangunan bersejarah ini mulai dikonservasi dan ditata oleh Walikota Kota Sawahlunto untuk dimanfaatkan sebagai penyelenggaraan permuseuman. Kemudian pada 17 Desember 2005 bekas Dapur Umum ini dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla.


Bangunan Utama
Bangunan utama Dapur Umum saat ini sebagai ruangan pameran utama Museum 'Goedang Ransoem' menyajikan dan memamerkan benda koleksi yang merupakan eks peralatan dan perlengkapan Dapur Umum.


Tungku Pembakaran
Tungku pembakaran (Steam Generator) sebagai sumber energi uap panas untuk memasak. Uap panas disalurkan pipa-pipa melalui ruang bawah tanah. Tungku pembakaran ini buatan Jerman bertahun 1894 yang diproduksi oleh Rohrendampfkesselfabrik, D.R.Patente No.13449 & 42321.


Rumah Jagal
Rumah jagal/potong hewan, dari sinilah kebutuhan daging yang masak Dapur Umum dipasok.


Kompresor
Kompresor berukuran panjang dua meter dengan diameter 86 cm, berfungsi sebagai penyalur energi uap panas dari steam generator ke tungku masak.

Angka 1894 adalah label tahun pabrik pembuat tungku pembakaran (steam generator). Pengunjung masih dapat menyaksikan dengan bangunannya yang masih berdiri dengan kokoh dan sangat unik. Steam generator ini buatan Jerman, bertahun 1894, dibuat Rohremdampfkessel-D.R.Patente No. 13449 & 42321


Periuk nasi
Periuk pemasak beras dan sayur ini berdiameter 124 cm hingga mencapai 132 cm, badan periuk setinggi 60 cm sampai 62 cm (belum termasuk tutupnya) dan tebal 1,2 cm. Periuk raksasa ini terdiri dari empat bagian: lapisan luar periuk, periuk bagian dalam terbuat dari nikel, langsang juga terbuat dari nikel, tutup.


Sumber: Brosur 'Museum Goedang Ransoem'.


Alamat:
MUSEUM GOEDANG RANSOEM
Jl. Abdul Rahman Hakim
Sawahlunto
Sumatra Barat

Telp. 0754-61985


http://sawahlunto-tourism.com/tourismspots/heritage-buildings/museum-goedang-ransoem

Jam Kunjungan:
Selasa-Jumat 07.30-16.30
Sabtu-Minggu 09.00-16.00

Tiket:
Dewasa Rp 4.000,00
Anak-anak Rp 2.000,00


fr.

http://www.museumindonesia.com



FOTO LIPUTAN : Museum GOEDANG RANSOEM

Masih dalam perjalanan One Day Tour of Sawah Lunto, setelah makan siang dirumah Pak Walikota, perjalanan dilanjutkan ke Museum Goedang Ransoem yang menyimpan banyak sekali potongan-potongan sejarah masa lalu. Rata-rata pengunjung mencapai 500 orang per bulan. Untuk masuk bayar hanya Rp. 1000 per orang.

Foto1: Tampak depan Museum Goedang Ransoem atau Dapur Umum untuk ribuan pekerja yang dikenal juga sebagai 'orang rantai'.


Foto2: Memasuki pintu Museum, pengunjung dihadapkan dengan kata-kata yang penuh makna ini, terpampang cukup besar


Foto2: Kota Sawah Lunto punya Grand Strategy hingga Tahun 2020 untuk menjadi Kota Wisata Tambang. Banner ini terpampang disebelah kiri setelah pintu masuk Museum


Foto3: Periuk Nasi Raksasa yang digunakan untuk memasak nasi dalam jumlah besar buat para pekerja tambang batu bara


Foto4: Beberapa Kuali Raksasa yang dipajang ditengah ruangan Museum


Foto5: Langsang, salah satu alat untuk memasak Nasi


Foto6: Melihat peralatan ini, apakah para pekerja tambang waktu itu lebih banyak makan Sambal dari pada Nasi...?


Foto7: Pedati, luar biasa...! Masa kecil saya waktu SD dikampung dulu, masih sering ikut menumpang pulang dan pergi sekolah yang berjarak 2 Km. Karena sangat mengasyikkan sekali duduk berjuntai diatas Pedati yang ditarik oleh seeokor Kerbau atau Sapi. Jalannya sangat pelan, santai banget dah..., tidak kayak orang hidup di kota yang selalu dikejar waktu..., sambil menikmati semilir angin sejuk perkampungan nan sepoi-sepoi... Kenapa kenikmatan itu baru sekarang kita sadari ya...? Adakah daerah yang masih mempergunakan Pedati ini...?


Foto8: Beberapa contoh peralatan yang digunakan oleh pekerja tambang


Foto9: Kompresor yang dipajang didinding sebelah kiri


Foto10: Dibawah ruang masak terdapat ruang bawah tanah dengan pipa cerobong untuk mengalirkan uap panas ke 20 buah tungku.


Foto11: Tungku Pembakaran yang tingginya lebih dari 4 meter berada di belakang Gudang Ransum


Foto12: Tampak dalam Gudang Ransum


Foto13: Kepala Museum Sawah Lunto nan cantik dan sangat ramah ini adalah Ibu Rika Cherish. Saya minta berpose untuk MPKAS diruang kerjanya yang bertempat disalah satu ruangan di Museum Gudang Ransum tsb. Kalau mampir kesana, silahkan temui beliau. Krn beliau akan dengan senang hati menceritakan tentang semua hal yang terkait dengan Museum dan isinya ini. Beliau juga mambawahi Museum KA Sawah Lunto.


Foto14: Pak Catur, staf Dinas Pariwisata Sawah Lunto yang menemani dan mengantar kita keliling memperkenalkan Kota Sawah Lunto dan obyek-obyek Pariwisata lainnya. Belia juga bercerita tentang ambisi Kota Sawah Lunto untuk menggaet wisatawan sebanyak mungkin dan jadi tujuan terdepan di Sumbar untuk Kota Wisata. Thanks banget atas waktunya telah menemani kita selama disana. Insya allah kita akan kembali kesana lagi nanti... Maaf, tapi gak apa-apa kan Pak, fotonya deket Lesly saya pajang disini...


Foto15: Sebelum berpisah, Sri menyempatkan berfoto bersama mantan stafnya disini. Sri dulu ikut merancang Museum ini dan Museum KA, sekaligus pernah menjabat sebagai Kepala Museum Sawah Lunto selama hampir 1 tahun sebelum Sri kembali ke Kampus Unand dan digantikan oleh Ibu Rika Cherish.


Sekali lagi saya atas pimpinan rombongan mengucapkan terima kasih kepada semua Staf dan jajaran Pemko Sawah Lunto yang telah membantu dengan segala upaya selama kami disana. Jika ada hal-hal yang kurang berkenan, mohon dimaafkan.

fr.
http://www.west-sumatra.com

MENELUSURI JEJAK KERETA API DI SAWAHLUNTO





Di Jawa ada wisata kereta lokomotif di Ambarawa. Di Sumatera Barat (Sumbar), tepatnya di Sawahlunto ada wisata kereta yang dulu digunakan untuk mengangkut batubara. Bukan cuma itu, di Kota Tambang ini juga ada Museum Kereta Api yang menyimpan beragam koleksi perkeretaapian Sumbar.

Sawahlunto yang letaknya 98 km arah Timur Kota Padang, Sumbar, dulu menjadi rebutan banyak pihak karena buminya kaya dengan batu bara. Bekas kejayaannya sebagai Kota Tambang, kini dikemas menjadi beberapa obyek wisata sejarah, salah satunya Museum Kereta Api.

Tut...tut....tut...naik kereta api....begitulah nyanyian yang dinyanyikan sebagian peserta Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) V sebelum tiba di Museum Kereta Api. Walau tidak naik kereta namun kegembiraan jelas terpancar dari wajah polos mereka. Ada yang memakai pakaian ala petugas kereta api dengan membawa peralatan tanda pemberangkatan kereta api lengkap dengan peluitnya.

Museum Kereta Api terletak di Jalan Abdul Rahman Hakim, Kampung Aya Dingin, Sawahlunto, Sumbar. Museum yang mempunyai luas 1.500 meter persegi ini berjarak sekitar 5 km dari Muaro Kalaban.

Di museum ini dipajang berbagai peralatan kereta api, seperti label pabrik, dongkrak, rel, sinyal kereta, dan alat komunikasi, foto-foto tentang perkeretaapian di Sumbar. Semuanya tersimpan rapih di museum ini, Selain itu, di halaman museum juga terdapat beberapa gerbong pengangkut batu bara, dua gerbong yang terbuat dari kayu, dan sebuah lori wisata.

Sejarah kereta api di Sumbar memang dimulai dari ditemukannya cadangan batubara di Sawahlunto akhir abad ke-19. Belanda membangun jalur kereta api dari Pelabuhan Emma Haven (sekarang Pelabuhan Teluk Bayur ) dari Padang ke Sawahlunto, sepanjang 155,5 Km.

Jalur kereta api yang dibangun Belanda bukan cuma di Sawahlunto. Melainkan pula di berbagai kota di Sumatra Barat sebagai transportasi umum. Contohnya jalur kereta api dari Lubuk Alung ke Pariaman (20,9 Km), Padang - Padangpanjang (68,3 Km), dan Bukitttinggi - Payahkumbuh (33 Km). Bahkan jalur kereta sampai ke Muara Padang. Totalnya jalur kereta api di Sumatera Barat sepanjang 240 km.

Menipisnya cadangan batu bara di Sawahlunto, mengakhiri kejayaan kereta api di Sumbar sejak tahun 2003. Sungguh sayang aset peninggalan Belanda yang mempunyai nilai sejarah ini dibiarkan teronggok menjadi besi tua. Sepatutnya barang- barang seperti itu dilestarikan untuk dikelola menjadi kereta api wisata. Menurut Cristy, kepala Museum Kereta Api Sawahlunto, koleksi peralatan kereta api di museum ini sekitar 80 koleksi yang didapat dari PT. KAI.

Kalau Anda ingin mengetahui dan merasakan sisa kejayaaan Kota Tambang Sawahlunto, rasanya Anda haru menikmati Wisata Kereta Lori dan singgah ke Museum Kereta Api. Sebab kedua obyek itu menjadi bukti bahwa Sawahlunto sejak dulu sudah menjadi kota yang dihuni oleh multietnik dengan sarana transportasi kereta api yang lengkap pada zamannya.

Tips Perjalanan

Untuk sampai ke Sawahlunto yang berjuluk Kota Tambang dapat menggunakan kendaraan umum dari Padang, Ibukota Provinsi Sumbar yakni bus AKDP merek Afmoment, Dirgantara atau Amanah dengan ongkos sekitar Rp 8.000 per orang. Waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam.

Kalau menggunakan jasa angkutan travel, ongkos pergi-pulang sekitar Rp 40.000 - Rp 50.000 per orang. Waktu tempuhnya sekitar 2 jam. Harga tanda masuk ke Museum Kereta Api sangat terjangkau, yakni Rp 1.000 per orang untuk orang dewasa dan Rp 500 untuk anak-anak. Museum ini buka pukul 08.00 - 16.00 WIB.

Tak jauh dari museum kereta api terdapat Museum Gudang Ransum. Kalau Anda ingin mengunjunginya, cukup dengan berjalan kaki dari Museum Kereta Api sambil menikmati suasana kota tua Sawahlunto.

fr.
http://www.blogger.com

Kota Sawahlunto

Kota Sawahlunto
Lambang Kota Sawahlunto.jpg
Lambang Kota Sawahlunto



Lokasi Sumatera Barat Kota Sawahlunto.svg
Peta lokasi Kota Sawahlunto
Koordinat : 100,41° - 100,50° BT
0,33° - 0,48° LS
Motto 'Sawahlunto Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya'
Semboyan '
Slogan pariwisata '
Julukan
Demonim '
Provinsi Sumatera Barat
Ibu kota {{{ibukota}}}
Luas 273.45 km²[1]
Penduduk
· Jumlah 54.310 jiwa (2008)[1]
· Kepadatan 199 jiwa/km² jiwa/km²
Pembagian administratif
· Kecamatan 4
· Desa/kelurahan 10 kelurahan dan 27 desa
Dasar hukum {{{dasar hukum}}}
Tanggal {{{tanggal}}}
Hari jadi 1 Desember 1888
Walikota Ir. Amran Nur
Kode area telepon 0754
APBD {{{apbd}}}
DAU {{{dau}}}
Suku bangsa {{{suku bangsa}}}
Bahasa Minang, Indonesia, Jawa
Agama Islam, Kristen
Flora resmi {{{flora}}}
Fauna resmi {{{fauna}}}
Zona waktu {{{zona waktu}}}
Bandar udara {{{bandar udara}}}

Situs web resmi: www.sawahlunto.go.id

Kota Sawahlunto merupakan salah satu kota terletak dalam provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini berjarak 95 km dari ke ibukota provinsi, yaitu kota Padang.

Daftar isi

[sembunyikan]

Geografi

Bentang alam kota Sawahlunto terbentuk oleh perbukitan terjal, landai dan dataran dengan ketinggian 250 – 650 m di atas permukaan laut. Bentangan alam dengan perbukitan terjal merupakan faktor pembatas dalam pengembangan tata wilayah kota ini, dimana sebelumnya pusat kota lama terletak pada daerah yang landai dan sempit serta memanjang dengan luas 5.8 km². Sedangkan kawasan datar yang relatif lebar terdapat pada kecamatan Talawi, wilayah ini terbentang dari utara ke selatan, sementara pada bagian utara yang bergelombang dan relatif datar, kawasan berpenduduk banyak berada pada kawasan dengan ketinggian 100 – 500 m di atas permukaan laut. Sedangkan kawasan yang terletak pada bagian timur dan selatan, memiliki topografi wilayah yang relatif curam (kemiringan lebih dari 40%).

Kota Sawahlunto terdiri dari kawasan hutan lindung (26,5%) dan kawasan budidaya (73,5%). Sedangkan untuk penggunaan tanah yang dominan adalah untuk perkebunan campuran (34,1%), hutan lebat dan belukar (19,5%), kawasan danau akibat bekas galian penambangan batu bara (0,2%).

Seperti daerah lainnya di propinsi Sumatera Barat, kota Sawahlunto mempunyai iklim tropis dengan suhu berkisar anatara 22 °C. Sepanjang tahun terdapat dua musim yaitu musim hujan pada bulan November sampai Juni dan musim kemarau pada bulan Juli sampai bulan Oktober. Curah hujan rata-rata lebih kurang sebesar 1.071,6 milimeter per tahun dan curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Desember.

Batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Tanah Datar
Selatan Kabupaten Solok
Barat Kabupaten Solok
Timur Kabupaten Sijunjung

Sejarah

Kota Sawahlunto merupakan kota tambang, yang dimulai sejak ditemukannya cadangan batu bara di kota ini pada pertengahan abad ke-19 oleh Ir. de Greve, yang kemudian sejak 1 Desember 1888 pemerintah Hindia-Belanda mulai melakukan investasi, yaitu ketika uang sebesar 5.5 juta gulden ditanamkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk membangun berbagai fasilitas pengusahaan tambang batubara, dalam memenuhi kebutuhan industri dan transportasi masa itu. Dan kemudian peristiwa ini diabadikan sebagai Hari Jadi Kota Sawahlunto.

Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892[2], dan seiring dengan itu kota ini mulai menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang, dan pemukiman ini terus berkembang menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya adalah pegawai dan pekerja tambang.

Selanjutnya pemerintah Hindia-Belanda juga membangun jalur kereta api dengan biaya 17 juta gulden untuk memudahkan pengangkutan batu bara keluar dari kota Sawahlunto menuju kota Padang. Sebelumnya pada tahun 1888, jalur kereta api beroperasi hanya sampai ke Muara Kalaban dan kemudian baru mencapai kota Sawahlunto pada tahun 1894.

Sebelumnya kota ini juga merupakan kamp tahanan, dimana sampai tahun 1898 usaha tambang ini masih mengandalkan pekerja paksa yaitu narapaidana yang dipaksa bekerja untuk menambang dan dibayar dengan harga murah. Dan pada tahun 1908 untuk upah buruh paksa adalah sebesar 18 sen/hari dan jika membangkang dapat dikenakan sangsi hukum cambuk, upah buruh kontrak sebesar 32 sen/hari dan mendapatkan fasilitas tempat tinggal serta jaminan kesehatan. Sedangkan untuk buruh bebas upahnya sebesar 62 sen/hari tanpa mendapat fasilitas apapun.

Pada tahun 1918 kota Sawahlunto telah dikategorikan sebagai Gemeentelijk Ressort atau Gemeente dengan luas wilayah 778 Ha, atas keberhasilan kegiatan pertambangannya. Adanya angkutan kereta api telah mendorong produksi pertambangan batu bara memberikan hasil yang positif, dimana pada tahun 1920 produksi batu bara dari hanya puluhan ribu ton menjadi ratusan ribu ton per tahun, dari usaha yang rugi menjadi menjadi usaha dengan laba besar sampai 4,6 juta gulden dalam setahun. Sehingga sampai pada tahun 1930, kota ini telah berpenduduk sebanyak 43.576 jiwa, diantaranya 564 jiwa adalah orang Belanda (Eropa).

Setelah kemerdekaan Indonesia, selanjutnya hak penambangan dikelola oleh negara dan diberikan kepada PT Tambang Batubara Ombilin (TBO), namun kemudian perusahaan ini dilikuidasi menjadi anak perusahan dari PT. Bukit Asam yang terdapat di Sumatera Selatan. Dan seiring dengan reformasi pemerintahan dan bergulir otonomi daerah, masyarakat setempat pun menuntut untuk dapat melakukan penambangan sendiri.

Kependudukan

Penduduk kota Sawahlunto saat ini didominasi oleh etnis Minangkabau dan Jawa.

Sejak tahun 1940 sampai dengan akhir tahun 70-an produksi batubara kota ini merosot menjadi hanya puluhan ribu ton pertahun. Bersamaan dengan itu jumlah penduduk kota ini pun mengalami penurunan menjadi 13.561 jiwa pada sensus tahun 1980. Setelah pemerintah menambah beberapa fasilitas, dan melakukan perubahan manajemen serta penerapan teknologi baru, maka sejak awal tahun 80-an, produksi batu bara kembali meningkat, dan pada akhir tahun 90-an, produksinya melampaui 1 juta ton pertahun. Sehingga jumlah penduduk kota Sawahlunto juga meningkat menjadi 15.279 jiwa menurut sensus tahun 1990, walaupun demikian laju pertumbuhan penduduk yang hanya 1,2% pertahun ini masih dibawah rata-rata laju pertumbuhan penduduk Sumatera Barat yang mencapai 1,62% dan tidak tampak mempunyai korelasi langsung dengan peningkatan produksi batu bara.

Dan pada tahun 1990 wilayah administrasi kota Sawahlunto diperluas dari hanya 778 ha menjadi 27.345 ha yang membawa konsekuensi jumlah penduduknya meningkat. Berdasarkan hasil sensus 1995, jumlah penduduk kota Sawahlunto berubah menjadi 55.090 jiwa. Namun pertumbuhan jumlah penduduk kota ini hanya bersifat sementara karena berdasarkan sensus tahun 2000, jumlah penduduk kota Sawahlunto menunjukan gejala menurun, dimana tercatat jumlah penduduk adalah 50.668 jiwa, artinya selama lima tahun telah terjadi penurunan 8%. Hal ini diantaranya disebabkan karena sebagian perumahan pegawai Unit Pertambangan Ombilin (UPO) dipindahkan keluar daerah kota Sawahlunto. Sehingga dari segi ini tampak kaitannya antara usaha pertambangan batu bara dengan pertambahan jumlah penduduk kota Sawahlunto.

Tahun 1930 1980 1990 1995 2000 2005 2008
Jumlah penduduk 43.576 13.561 15.279 55.090 50.668 52.457 54.310
Sejarah kependudukan kota Sawahlunto
Sumber:[1]

Pendidikan

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kompetensi siswa di kota Sawahlunto, salah satu program pemerintah setempat adalah dengan memberikan pelatihan bahasa Inggris sejak dini[3].

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA negeri dan swasta MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 66 13 4 1 3 2
Data sekolah di kota Sawahlunto
Sumber:[4]

Kesehatan

Untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat kota ini, pemerintah kota Sawahlunto telah membangun sebuah rumah sakit umum daerah tipe C[5]. Selain itu sarana kesehatan lain yang tersedia di kota ini adalah puskesmas sebanyak 5 buah, puskesmas pembantu 20 buah, pos KB/Posyandu 37 buah, tempat praktek dokter 15 buah[6].

Pemerintahan

Walaupun kota Sawahlunto pada tahun 1930 telah memiliki penduduk yang banyak namun belum sempat menjadi Stadsgemeente, yang penyelenggaraan kotanya dilakukan oleh stadsgemeenteraad (DPRD) dan Burgemeester (Walikota).

Kemudian pada tanggal 10 Maret 1949, kota ini sebagai Stadgemeente Sawahlunto menjadi bagian daerah Afdeeling Solok, dimana beserta kawasan kabupaten Solok, kota Solok, kabupaten Sijunjung dan kabupaten Dharmasraya sekarang, dibawah pemerintahan Bupati Sawahlunto/Sijunjung.

Selanjutnya dengan keluarnya Undang-undang nomor 18 tahun 1965 status kota ini berubah menjadi daerah tingkat II dengan sebutan Kotamadya Sawahlunto di bawah Walikota, dan terhitung mulai tanggal 11 Juni 1965 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 8 Maret 1965 nomor 15/2/13-227 ditunjuk sebagai pejabat walikota Sawahlunto adalah Achmad Noerdin, S.H.

Daftar Walikota

Daftar Walikota yang memimpin kota Sawahlunto sejak pertama berdiri sampai sekarang:

No. Nama Masa jabatan
1. Achmad Nurdin, S.H. 1965 s/d 1971
2. Drs. Shaimoery, S.H. 1971 s/d 1983
3. Drs. Nuraflis Salam 1983 s/d 1988
4. Drs. H. Rahmatsjah 1988 s/d 1993
5. Drs. H. Subari Sukardi 1993 s/d 1998 dan 1998 s/d 2003
6. Ir. H. Amran Nur 2003 s/d 2008 dan 2008 s/d 2013

Perekonomian

Kota sawahlunto termasuk kota dengan pendapatan perkapita tertinggi sesudah kota Padang di provinsi Sumatera Barat[7], dimana mata pencarian penduduk sebagian besar ditopang oleh sektor pertambangan dan jasa. Selain itu sektor lain seperti pertanian dan peternakan juga masih diminati masyarakat. Selain itu, beberapa kawasan sedang dikembangkan untuk menjadi daerah sentral industri kerajinan dan makanan kecil.

Selama seratus tahun lebih batu bara telah dieksploitasi mencapai sekitar 30 juta ton, dan masih tersisa cadangan lebih dari 100 juta ton. Namun masa depan penambangan batu bara Ombilin ini masih belum jelas, karena cadangan yang tersisa hanya bisa dieksploitasi sebagai tambang dalam. Dan dapat tidaknya eksploitasi tersebut sangat bergantung kepada penguasaan teknologi serta harga dan permintaan pasar batu bara, selain itu penyelenggaraan pertambangan batu bara ini juga sedang mengalami re-orientsi oleh berkembangnya semangat desentralisasi atau tuntuntan otonomi daerah, yang membangkitkan keinginan masyarakat setempat untuk melakukan penambangan sendiri.

Pariwisata

Pemerintah dan masyarakat kota Sawahlunto saat ini, bertekad menjadikan kota ini sebagai kota wisata berbasis pertambangan[8].

Salah satu objek wisata yang ditawarkan kota ini adalah atraksi wisata tambang, dimana pengunjung dapat melakukan napak tilas pada areal bekas penambangan yang telah dibangun sejak zaman Belanda, dimana lokasi wisata tersebut dinamai Lobang Suro yang diambil dari nama Mbah Suro seorang mandor pada zaman dahulu yang juga dikenal dengan julukan mandor orang rantai[9].

Kota ini juga memiliki kebun binatang, yang merupakan lahan bekas tambang yang telah direklamasi menjadi lahan berbentuk seperti hutan dengan luas 40 ha[10].

Olahraga

Di kota ini terdapat gelanggang pacuan kuda, seluas 39.69 ha milik pemerintah setempat, yang dapat menampung 30.000 penonton[11] dan setiap tahunnya di kota ini diselenggarakan olah raga lomba pacu kuda. Selain itu kota sawahlunto juga memiliki arena road race dengan track lintasan beraspal hotmix sepanjang 1.2 km dan telah berstandar nasional[12].

fr.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Sawahlunto

Halo-Halo Via Internet Dengan Skype


Bagi Anda yang tinggal jauh dari sanak saudara, komunikasi melalui telepon bisa menjadi obat pelepas rindu yang cukup ampuh. Tapi biaya yang mesti dikeluarkan tentu tidak sedikit, apalagi jika harus menggunakan SLJJ atau SLI. Nah, supaya lebih hemat, Skype bisa dicoba. Anda cuma perlu menyediakan koneksi internet. Selain PC dan headset (dengan fungsi mikrofon dan speaker).

Skype adalah aplikasi komunikasi dengan teknologi P2P (peer to peer) gratisan. Ia bisa dimanfaatkan untuk menghubungi/menerima dari/ke telpon, Anda mesti membeli credit skype. Harganya relatif murah, rata-rata satu sen USD (sekitar Rp. 90) per menit. Setelah kredit terisi, barulah Anda bisa halo-halo kemana saja, termasuk negara lain. Asyiknya, jika hanya digunakan untuk berkomunikasi antar pengguna Skype, Anda tidak akan dikenai biaya, layaknya melakukan Voice Vhat via Yahoo Messenger.

Skype menawarkan kualitas suara yang lebih jernih dan jelas jika dibandingkan dengan komunikasi lewat internet seperti Voice Chat via Yahoo! Messenger, lho. Pun penggunaan software ini tidak memerlukan bandwith dan kecepatan internet yang kencang. Asalkan koneksi internet yang Anda pakai cukup stabil, dengan kisaran kecepatan 33,6 kbps. Anda sudah bisa halo-halo dengan suara jelas.

Pengguna Skype menambahkan integrasi Facebook

skype facebook


Skype telah merilis sebuah fitur untuk Windows untuk panggilan video multi-kelompok, dan memungkinkan pengguna untuk menghubungi teman-teman Facebook mereka secara langsung.

Skype 5.0 mengintegrasikan fitur-fitur jaringan sosial dari Facebook dengan komunikasi IP Skype, dan membuka grup video versi beta kepada masyarakat umum yang memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan hingga 10 orang pada waktu yang bersamaan.

Skype baru untuk Windows memungkinkan pengguna tetap up-to-date dan berinteraksi dengan Facebook mereka untuk pertama kalinya, dan terintegrasi dengan pendukung Buku telepon Facebook yang berarti bahwa pengguna dapat menelepon dan mengirimkan pesan teks kepada teman-teman mereka secara langsung, kata Skype.

Perusahaan ini menyatakan bahwa panggilan video semakin populer, terhitung sekitar 40 persen dari seluruh waktu jaringan Skype pada 6 bulan pertama di tahun 2010.

Menelepon Murah dengan Skype

Skype menawarkan layanan telepon via VoIP (voice over Internet protocol), sehingga untuk SLI (sambungan langsung internasional) dan interlokal hanya dikenai biaya lokal untuk akses Internet. Skype juga bisa diaplikasikan di PDA dan smartphone.Memanfaatkan jaringan Internet buat menelepon mungkin sudah sering kita dengar, tapi agaknya baru sebagian kecil saja yang pernah mencobanya. Maklum usaha buat memasyarakatkan teknologi telepon lewat Internet?atau yang sering disebut voice over IP (VoIP) pada awalnya menghadapi banyak masalah.

Perusahaan yang ingin menawarkan jasa ini dianggap sebagai operator telepon dan karena itu harus mendapat izin. Harap diingat dulu cuma Telkom yang boleh memberi layanan telepon dan karena itu VoIP dianggap ilegal. Hal ini sangat disayangkan karena teknologi VoIP menawarkan jasa telepon dengan biaya yang lebih murah. Walaupun demikian, saat ini teknologi itu sudah dirangkul oleh beberapa operator telepon yang punya izin?yang ikut menentang VoIP pada awal perkenalannya.

Penggunaannya memang baru terbatas pada sambungan langsung internasional (SLI), misalnya 016 yang ditawarkan Indosat dan 017 dari Telkom.

Tapi sebenarnya kita bisa bertelepon murah tanpa harus menggunakan kedua operator resmi ini. Syaratnya cuma komputer, aplikasi yang sesuai, serta sambungan Internet yang memadai, serta periferal seperti headphone/mikrofon.

Beberapa aplikasi Instant Messenger sudah menawarkan fitur suara (voice chat) yang bisa dimanfaatkan buat bertelepon lewat Internet. Tapi aplikasi gratis yang memusatkan perhatian pada komunikasi suara seperti Skype masih jarang.

Salah satu keunggulan Skype yang menarik adalah kemampuannya untuk dipasang di banyak platform. Anda bisa menginstalasinya di komputer dengan sistem operasi Windows (2000 dan XP), MacOS X serta Linux?tiga sistem operasi paling populer di dunia.

Walaupun Skype awalnya berasal dari komputer, saat ini tersedia pula versi Pocket PC aplikasi VoIP ini. Artinya jelas buat pengguna PDA atau smartphone berbasis Windows Mobile dengan fasilitas Wi-Fi dan kebetulan berada pada daerah hotspot (lokasi yang menyediakan layanan sambungan Wi-Fi): menelepon dengan biaya lebih murah.

Sayangnya?buat pengguna di Indonesia, saat ini Skype hanya bisa digunakan untuk menelepon sesama anggota Skype saja. Dengan kata lain bila rekan Anda tidak menggunakan Skype, Anda tidak bisa menghubunginya. Jelas ini membatasi penggunaan Skype.

Sebenarnya Skype punya layanan untuk menelepon ke telepon biasa, baik telepon tetap (pontap) maupun ponsel. Layanan ini disebut SkypeOut. Menurut situs Skype, Indonesia sudah termasuk dalam negara yang bisa dicapai oleh SkypeOut.

Tarif yang diberlakukan tidak tergantung jarak, tetapi hanya berbeda untuk tiap negara. Contohnya untuk menghubungi telepon di Jakarta menggunakan layanan SkypeOut, Anda harus menghabiskan uang sekitar Rp 453 per menit, terlepas apakah Anda menelepon dari Jakarta juga atau dari kota lain. Tentunya tarif ini jauh lebih menarik apabila Anda ingin berbicara dengan teman atau keluarga di luar negeri.

Pada beberapa negara, pengguna telepon biasa dapat menelepon pengguna Skype. Layanan ini disebut SkypeIn. Layanan ini baru tersedia di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Hong Kong, Denmark, Swedia, Finlandia dan Polandia. Indonesia belum termasuk.

Tarif yang harus dibayar pengguna telepon tetap ke nomor Skype sama dengan tarif telepon biasa di negara tersebut. Selain harus mendaftar dan men-download aplikasi Skype, Anda perlu membeli kredit (seperti pulsa) dari situs Skype. Pembayaran dilakukan melalui kartu kredit. Karena penggunaan kartu kredit dari Indonesia sering bermasalah, ada kemungkinan Anda akan menemui kesulitan menggunakan layanan SkypeOut.

TERMINOLOGI

Skype adalah sebuah program komunikasi dengan teknologi P2P (peer to peer). Program ini merupakan program bebas (dapat diunduh gratis) dan dibuat dengan tujuan penyediaan sarana komunikasi suara (voice) berkualitas tinggi yang murah berbasiskan internet untuk semua orang di berbagai belahan dunia. Pengguna Skype dapat berbicara dengan pengguna Skype lainnya dengan gratis, menghubungi telepon tradisional dengan biaya (skypeOut), menerima panggilan dari telepon tradisional (SkypeIn), dan menerima pesan suara [1] . Teknologi skype ditemukan oleh wirausahawan Niklas Zennström dan Janus Friis, orang yang sama yang menemukan Kazaa dan Joost (P2P untuk televisi). Skype lalu berkompetisi dengan protokol terbuka VoIP yang sudah ada seperti SIP, IAX, dan H.323. Grup Skype yang dibentuk pada bulan September 2003 lalu dibeli oleh perusahaan lelang internet raksasa di Amerika e-Bay

pada bulan September 2005 dan bermarkas di Luxembourg, Jerman dengan kantor-kantor di London, Inggris, Praha, Rusia dan San Jose, California, A.S.

Sejak diluncurkan skype telah mengalami pertumbuhan pesat baik dari penggunaannya yang populer maupun pengembangan perangkat lunaknya, jasa yang ditawarkan pun menjadi beragam mulai dari penggunaan gratis maupun berbayar.

Hanya dalam beberapa tahun saja pada bulan April 2006 Skype memiliki 100 juta pengguna.

Keunggulan

  1. Komunikasi global dan lokal yang lebih ekonomis melalui suara atau konferensi video. Sebagai ilustrasi pada tahun 2007 perbandingan menelpon ke Amerika dari Indonesia adalah Rp.6,640,-/ menit [2] sedangkan dengan menggunakan skype, aktivitas ini didapatkan gratis (untuk sesama pengguna skype) dan berbayar bila skype digunakan untuk menelpon ke pesawat telpon genggam: Rp. 1,593/ menit atau pesawat telpon rumah: Rp. 423/ menit [3]. Komunikasi menjadi lebih murah dan terjangkau. Konferensi bisa dilangsungkan antar pengguna (dua orang) sampai dengan lima pengguna sekaligus.
  2. Penggunaannya yang mudah. Untuk pengguna yang telah biasa menggunakan pengirim-penerima pesan instan internet, perangkat lunak skype akan dirasakan mudah. Pengguna hanya diharuskan untuk memiliki komputer dengan spesifikasi teknis tertentu, headset (yang memiliki mike dan speaker), serta sambungan internet.
  3. Kualitas suara yang lebih baik dibandingakan VoIP pendahulunya. Kegunaan dasar pembicaraan telepon melalui komputer di mana pun pengguna berada (dengan koneksi internet) secara gratis.
Sumber:
http://raasya.wordpress.com
http://ictfiles.com
http://herirembo.wordpress.com
http://id.wikipedia.org