Sabtu, 31 Juli 2010

ROUTE ASITA PEKANBARU DI DESA WISATA RANTIH


de Radont. Selama tiga hari kunjungan Rombongan ASITA Pekanbaru di Kota Sawahlunto, dari tanggal 30 Juli s/d 1 Agustus 2010 diajak kelililing objek wisata yang terdapat di Kota Sawahlunto. Mulai dari Kota Lama sampai ke Kebun Binatang Kandi dan Desa Wisata Rantih.


Tentang Desa Wisata

Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata.


Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain adalah sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih asli.


Desa Rantih

Pada tanggal 1 Agustus 2010 ASITA Pekanbaru difokuskan di Desa Wisata Rantih. Desa Wisata Rantih adalah satu-satunya desa wisata yang ada di Kota Sawahlunto binaan dari Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto. Desa Rantih mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata karena memiliki sumber daya alam yang memadai untuk itu.

Desa Rantih terletak di Kenagarian Sijantang dalam Kecamatan Talawi. Penduduk Desa Rantih berjumlah 567 jiwa, 267 rumah tangga dan dengan kepadatan penduduk 91 jiwa/km2. Agama di Desa Rantih adalah agama Islam.

Kenapa Desa Rantih layak menjadi desa wisata? Karena di Desa Rantih memiliki panorama alam yang mempesona dengan susasana agraris dan air yang melimpah, Desa Rantih dibelah oleh Sungai Ombilin yang mengalir dari Talawi (berhulu dari Danau Singkarak) menuju Tanjung Ampalu (bermuara di Batang Hari), memiliki 4 buah air terjun yaitu Air Terjun Lurah Lobah, Air Terjun Sungai Bikan, Air Terjun Lurah Tibarau, dan Air Terjun Landu dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Kegiatan pertanian masih ada yang bersifat tradisional seperti mengolah sawah dengan “maoncah” pakai tenaga kerbau 7-10 ekor. Dan membuat makanan ringan seperti “kae-kae”, serta masih bnyak yang lain (Silahkan kunjungi dan lihat sendiri).


Rute ASITA Pekanbaru (1 Agustus 2010)

Rombongan ASITA Pekanbaru masuk di Simpang Rantih Desa Sikalang selepas tanjakan pengunjung akan disuguhi pemandangan alam Desa Rantih yang masih asri, terlihat hamparan sawah bagai permadani yang terbentang luas dikelilingi oleh pebukitan dan dibelah oleh aliran Sungai Ombilin. Dan juga terlihat jembatan gantung yang didirikan pada tanggal 25 Agustus 1971 yang diprakarsai oleh Jamatar (alm).

Rombongan ASITA Pekanbaru turun di Jembatan Baru (Desa Rantih memiliki dua jembatan: Satu. Jembatan yang dilalui kendar aan roda 2, Dua. Jembatan yang dilalui kendaraan roda 4). Disini pengunjung dapat melihat langsung Sungai Ombilin. Kalau anda hoby mancing silahkan mancing disini sepuasnya. Oh ya di jembatan gantung ada Tugu Ikan sebagai tugu “SELAMAT DATANG DI DESA RANTIH


Setelah istirahat sejenak, Pengunjung ASITA Pekanbaru, diajak menelusuri sungai kecil yang berhulu dari 3 buah air terjun. Tapi kali ini hanya akan diajak melihat air terjun Sungai Bikan dengan d aya tarik tersendiri. Perjalanan ke air terjun Sungai Bikan dengan jarak tempuh lebih kurang 1 km dalam waktu 30 menit dari Kantor Kepala Desa Rantih. Air Terjun mulai dibuka untuk umum pada tahun 1991. Bagi yang hobi petualang sangat menyukai tantangan menuju ke air terjun ini, karena jalan menuju kesana kaki-kaki pengunjung akan terbiasa keluar masuk sungai.

Sepulang dari Air Terjun Sungai Bikan, Pengunjung ASITA Pekanbaru akan diajak makan siang di Panorama Kampung Teleng dengan hidangan makanan khas Desa Rantih seperti Gulai Ayam Talan Jo, Ikan Bakar, Samba Lado Putiek Macang, Anyang Daun Sipotang, Kare-kare, Onde-onde, dll. Dari panorama ini santap siang terasa lebih nikmat karena mata akan disuguhi pemandangan alam Desa Rantih sambil dimanjakan oleh angin yang bertiup sepoi-sepoi dan alunan musik Talempong Pacik, musik tradisional Desa Rantih.


Setelah makan siang, Rombongan ASITA Pekanbaru akan diajak berkeliling menelusuri Sungai Ombilin menaiki perahu mesin dengan arus sungai yang cukup menantang, bagi yang tidak bisa berenang diharap berhati-hati. Namun keselamatan pengunjung akan tetap diutamakan dengan memasang pe lampung. Di Sungai Ombilin ini pengunjung akan disuguhi pemandangan tebing-tebing bukit yang terjal (bagi pemanjat tebing akan langsung tertarik dech), akan melewati berbagai batu besar yang mempunyai berbagai nama seperti Batu Layang-layang (disini pada masa kolonial orang Belanda pernah terbenam terbalik dari perahu yang ditumpanginya), Batu Gani, Batu Balai-balai, Batu Angek, dan Batu Gajah.

Puas menikmati sisi lain Desa Rantih dari Sungai Ombilin, Rombongan ASITA Pekanbaru diajak untuk melihat proses pembuatan kare-kare makanan ringan yang terbuat dari tepung dan gula pasir, proses pembuatannya yang unik. Biasanya panganan ringan ini adanya waktu Hari Lebaran, pada Bulan Puasa di rumah-rumah penduduk terdengar bunyi “tokok” proses pembuatan kare-kare ini.


Melihat proses pembuatan “kare-kare” adalah akhir kunjungan Rombongan ASITA Pekanbaru, kembali ke Kota Sawahlunto rombongan akan melewati jembatan gantung (bagi yang tidak punya nyali jangan melewati jembatan ini) sebelumnya akan berjalan di antara sawah yang menghijau atau menguning, (semoga bagi pengunjung berikutnya dapat menyaksikan bagai mana proses bertanam atau proses panen). SELAMAT JALAN DARI DESA RANTIH semoga Rombongan ASITA Pekanbaru bisa menikmati perjalanan selama beberapa jam di Desa Wisata Rantih.



0 komentar:

Posting Komentar