Sabtu, 14 Agustus 2010

Pelajaran Penting Dalam Islam (Menangis)


oleh: Ifan Anwar (Kompasiana)

Sesungguhnya Allah SWT meletakkan kebahagian manusia di dunia dan di akhirat, hanya dalam ‘amalan Agama yang sempurna yang dibawa oleh Rasulullah SAW..

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW, beliau bersabda,” Ada tujuh golongan manusia yang akan dilindungi oleh Allah di bawah rahmat-Nya pada hari di mana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah, yaitu :
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang menggunakan masa mudanya untuk beribadah kepada Allah
3. Laki-laki yang hatinya selalu terpaut kepada masjid
4. Dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah karena Allah
5. Laki-laki yang dirayu oleh wanita bangsawan dan jelita, ia berkata,;Aku takut kepada Allah’
6. Lelaki yang memberi sedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya
7. Lelaki yang mengingat Allah dalam keadaan bersunyi diri sehingga berlinangan air matanya
(Hr. Bukhari dan Muslim)

Entah mengapa saya teringat kembali dengan perkataan salah satu teman saya, Beliau katakan bahwa Menangis merupakan salah satu pelajaran terpenting dalam islam, maka bagi diri kita semua luangkan waktu untuk menangis, kalau belum bisa belajar mulai dari sekarang, kalau belum bisa juga maka pura-puralah menangis.

Itulah nasehat yang ringkas namun sangat berkesan dalam hati saya, tetapi karena kesibukan dunia saya sering kali melupakannya. Ya benar karena kebodohan dan kerasnya hati saya sehingga saat ini untuk menangis saja susah. Padahal para nabi dan rasul dengan sahabat-sahabat mereka terdahulu merupakan manusia yang selalu menjadikan tangisan sebagai perhiasan dalam sholat-sholat mereka, do’a-do’a mereka dan dzikir-dzikir mereka.

Kalau perkara menangis sendiri banyak sekali faktor yang menyebabkannya. Ada yang kena PHK terus menangis , ada yang kena gusur terus menangis, ada yang hilang jabatan terus menangis, ada yang hilang harta terus menangis, ada yang tertipu terus menangis, ada yang terluka terus menangis, ada yang kehilangan nyawa terus menangis, ada juga yang terharu terus menangis , ada juga yang dapat harta benda terus menangis, dan lain sebagai. Singkatnya banyak hal yang menyebabkan seorang manusia bisa menangis apakah dia orang muslim atau orang kafir.

Namun diriwayatkan dalam sebuah hadits,”Barang siapa menangis karena takut kepada Allah, dia tidak akan masuk neraka jahannam sebagaimana air susu tidak mungkin masuk kembali ke dalam puting susunya.”

Dalam hadits yang lain disebutkan,”Barang siapa menangis karena takut kepada Allah sehingga berlinangan air matanya dan air matanya membasahi tanah maka dia tidak akan diadzab pada hari kiamat.”

Sebuah mahfum hadits mengatakan bahwa api neraka jahannam diharaman kepada dua jenis mata :
1. Mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan
2. Mata yang berjaga pada malam hari untuk memelihara islam dan umatnya dari serangan orang-orang kafir.

Hadits lain juga menyebutkan bahwa api neraka jahannam diharamkan kepada mata yang pernah menangis karena takut kepada Allah, kepada mata yang berjaga pada malam hari di jalan Allah, mata yang tidak memandang sesuatu yang haram, dan kepada mata yang gugur di jalan Allah.

Maka bagi seorang muslim hendaknya sering menangis karena takut kepada Allah. Dibalik tangisan karena takut kepada Allah tersimpan berjuta hasanah (kebaikan) yang Allah sediakan kepada orang yang mengamalkannya. Allah SWT akan berikan rahmat-Nya, hati akan menjadi lembut dan muncul kasih sayang kepada umat. Sebaliknya orang yang tidak pernah menangis karena takut kepada Allah dikhawatirkan hatinya keras dan Allah menjauhkan rahmat-Nya darinya. Dari Jarir r.a., dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barang siapa tidak diberi sifat lembut, berarti ia tidak diberi kebaikan.”(Hr. Muslim). Sahabat Rasulullah SAW yaitu Umar yang terkenal dengan “galak atau keras” dalam sholatnya pun sering sekali menangis bahkan ketika menjadi imam sholat pun menangis sehingga terdengar hingga ke belakang makmumnya, hal ini tentu saja karena rasa takut kepada Allah.

Begitu banyak kisah para nabi dan wali Allah apabila diceritakan tentang bagaimana mereka selalu menangis dalam kehidupan mereka hal ini seolah-olah tak bisa dipisahkan syarat untuk menjadi wali Allah adalah mudah dan sering menangis karena takut kepada Allah.

Dan tak bisa dipungkiri bagaimana kekasih Allah SWT, yaitu Rasulullah Muhammad SAW melewati malamnya dengan tangisan-tangisan sehingga dalam dada beliau seperti terdengar suara air yang bergolak karena mendidih. Bukan hanya takut kepada Allah, tetapi sekaligus mensyukuri nikmat yang Allah berikan, membaca dan merenungi atau memikirkan ayat-ayat Allah dan yang tak kalah penting adalah merisaukan umatnya. Sebagaimana diterangkan oleh ayat Alqur’an ” Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin ” (Q.S At-Taubah: 128). Bahkan ketika orang yahudi meninggal tanpa kalimat iman, Rasulullah pun meneteskan air matanya membayangkan bagaimana nanti orang yahudi tersebut akan disiksa di neraka Jahannam yang selama-lamanya. Begitu juga ketika beliau berda’wah ke tha’if dengan jalan kaki dengan penuh harapan dan semangat bahwa penduduk tha’if akan menerima islam, namun sesampai di tha’if Rasulullah SAW menerima perlakuan yang sangat kasar dan kejam, tidak hanya ditolak ajakan beliau sekaligus diejek, dihina dan diusir, tapi juga dilempari batu-batuan sehingga menyebabkan darah keluar dari tubuh beliau yang mulia, hingga menetes deras ke sandal beliau. Namun beliau berdo’a kepada Allah takut-takut Allah murka dengan keadaan beliau, tetapi Allah Maha Mengetahui maka Allah kirim malakat jibril beserta dua malaikat penjaga gunung yang diperintahkan oleh Allah untuk menaati perintah Rasulullah. Bahkan malaikat itu pun menawarkan kalau mau gunung di sekitar tha’if akan dihimpitkan diantara mereka atau tanah mereka diangkat dan dibalikkan ke muka bumi. Namun Rasulullah yang berhati lembut dan kasih sayang yang paham dengan perkara akhirat tentang surga dan neraka hanya berdo’a apabila mereka tidak mau memeluk islam semoga keturunan mereka mau memeluk islam.

Alim ulama telah jelaskan kenapa diri kita susah menangis diantaranya adalah tertutupnya hati kita dari hidayah Allah SWT dengan kesalahan kita sendiri. Banyak dari kita tidak bisa menjaga pandangan mata kita, banyak pula yang mencaci maki saudara, mengghibahnya bahkan memfitnahnya, makanan yang masuk ke dalam perut pun tidak tahu apakah ini benar-benar dari sumber yang halal. Kesombongan dari diri kita sendiri yang merasa sudah suci dan alim, bahkan mengatakan mereka yang banyak menangis kan memang banyak dosanya (na’udzu billah). Sehingga terlalu banyak noda hitam dalam hati kita yang sudah berkarat sehingga susah dibersihkan yang menyebabkan hati kita menjadi sekeras baja. Maka bagaimana kita hindarkan perbuatan kita dari yang demikian mari kita jaga pandangan kita, jaga lidah kita, jaga perut kita dan pikir kita, walaupun kita memang tak pernah berbuat dosa dan maksiat tetapi kita harus merasa banyak kekurangan dan dosa dalam diri kita sehingga Allah berikan sifat kelembutan dalam diri kita.

Salah satu cara yang paling berkesan agar kita menangis adalah bagaimana meniru perjuangan Rasulullah SAW, yaitu mengajak manusia ke jalan Allah dengan harta diri dan waktu kita dengan sungguh-sungguh, hingga hati ini merasa remuk ketika jumpa dengan manusia, dicaci, dihina, difitnah , dicurigai dan ditentang, sehingga malam hari kita adukan kepada Allah SWT dengan tetesan air mata dan do’a kita supaya Allah turunkan hidayah kepada orang yang menghina, mencaci, memfitnah, mencurigai dan menentang.

Maka kita niatkan lagi dan lagi belajar menangis dihadapan Allah SWT. Jika hati sejernih air, jangan biarkan ia keruh, jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung, jika hati seindah bulan hiasilah dengan iman.

Semoga bermanfaat !!!

0 komentar:

Posting Komentar