Minggu, 15 Agustus 2010

PANJAT PINANG

Bulan Agustus adalah bulan perayaan hari kemerdekaan bagi beberapa bangsa di kawasan Asia Tenggara. Di mulai dari Singapore yang memperingatinya pada tanggal 9 Agustus, kemudian Indonesia 17 Agustus dan terakhir Malaysia 31 Agustus.

Di Indonesia, selain dilaksanakannya upacara resmi memperingati detik-detik kemerdekaan untuk mengenang jasa para pahlawan dan merenungkan makna disebalik kemerdekaaan, perayaan hari kemerdekaan identik dengan perlombaan-perlombaan tradisional untuk memeriahkannya.

Kalau sempat berjalan-jalan keliling Indonesia pada peringatan hari kemerdekaan ini, hampir diseluruh Indonesia baik itu dikota-kota besar maupun pelosok-pelosok kampung, pekik merdeka dan perlombaan tradisional yang diikuti oleh anak-anak dan orang tua akan dengan mudah dijumpai.Perlombaan makan kerupuk, balap karung, memasukkan jarum kedalam botol, mengambil koin didalam tepung dan perlombaan tradisonal lainnya ikut memeriahkan suasana peringatan kemerdekaan.

Diantara permainan tradional yang paling terkenal dan identik dengan peringatan 17 Agustus-an adalah perlombaan panjat pinang.

Tidak diketahui sejak kapan perlombaan panjat pinang mulai dipertandingkan di Indonesia. Tapi konon katanya pertandingan Panjat Pinang mempunyai akar sejarahnya di China terutama bagian selatan seperti (Fujian dan Guangdong) terutama pada zaman dinasti Ming yang dikenal dengan istilah ’Qiang-gu’. Artinya, ada proses asimilasi kebudayaan dalam hal panjat pinang antara China dan Indonesia.

Bentuk perlombaannya adalah setiap peserta harus mampu memanjat puncak pohon pinang yang sudah dilumuri dengan minyak pelumas untuk mengambil hadiah yang ada diatas. Hadiahnya bermacam-macam mulai dari makanan, pakaian, alat rumah tangga, barang elektronik, sepeda bahkan uang.

Karena batangnya licin oleh minyak pelumas, adalah tidak mungkin bagi seseorang mampu mencapai puncak pohon pinang tanpa saling bekerjasama dengan peserta yang lain.

Tak heran kalau dalam pertandingan ini diperlukan kerjasama antara peserta untuk membangun sebuah teamwork yang kuat.

Pertanyaannya, apa signifikansi dan makna filosofis perlombaan ini hubungannya dengan perayaan kemerdekaan dan kemajuan sebuah bangsa?

Kalau menganalogikan hadiah dipuncak pohon pinang itu sebagai hadiah mendapatkan ’kemerdekaan’dan kecemerlangan sebuah bangsa maka ada beberapa makna filosofis yang bisa diambil.

Pertama, untuk menggapai kemerdekaan atau mendapatkan hasil yang maksimal dalam sebuah perjuangan diperlukan teamwork dan kerjasama yang kuat. Adalah hal yang mustahil untuk mencapai kemerdekaan tanpa gotong royong dan bahu membahu sesama anak bangsa dalam menggapainya.

Kedua, dalam teamwork itu, masing-masing anggota harus saling berkonstribusi sesuai dengan kepandaian (keahlian) masing-masing dalam menggapai tujuan. Dalam panjat pinang misalkan, orang yang tenaganya kuat dia harus berada di bagian paling bawah untuk menopang temannya yang lebih ringan berat badannya agar sampai ke puncak.

Ketiga, egoisme individu harus dikesampingkan dalam sebuah teamwork yang solid. Lagi-lagi sangat mustahil jika seseorang merasa mampu untuk memanjat pohon pinang yang licin itu untuk mendapatkan hadiah hanya dengan usaha sendiri.

Keempat, hadiah atau hasil yang dicapai harus dibagi rata sesama anggota team. Mengambil makna dari pertandingan panjat pinang bahwa sebuah team biasanya mempunyai kesepakatan awal untuk membagi rata hadiah yang didapatkan.

Artinya, keberhasilan kemerdekaan semestinya juga harus dirasakan oleh semua rakyat yang berjuang untuk kemerdekaan.

Nampaknya makna filosofis panjat pinang ini perlu terus didengungkan oleh masyarakat pada perayaaan kemerdekaan agar para penguasa sadar bahwa buah manis kemerdekaan itu harus dibagi rata bagi semua rakyat.

Sayang, banyak politisi dan elit partai kurang memahami makna filosofis panjat pinang yaitu berusaha bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan dinikmati hasilnya bersama-sama juga.

Yang sering kita lihat adalah bahwa filosofis panjat pinang itu hanya dilihat dari gambaran luarnya (yang nampak) sahaja yaitu menginjak-injak teman satu tim demi mencapai tujuan individu dan kepentingan dirinya saja.

Para pejabat terkadang lupa bahwa dalam panjat pinang ada kesepakatan awal untuk membagi hasil hadiah. Artinya tidak hanya orang yang paling atas saja yang berhak mendapatkan hadiah tetapi dibagi kepada anggota tim yang menyokongnya yang ada diurutan paling bawah dalam hirarki panjat pinang.

Para pemimpin harus banyak belajar dari perlombaan panjat pinang, diantaranya perhatian dengan kalangan yang paling bawah yang sebenarnya merupakan kelompok atau individu yang berperan paling besar dalam mendukungnya mendapatkan hadiah (jabatan).

Pemimpin atau elit politik jangan sampai memandang kalangan masyarakat bawah sebagaimana filosofis ’rumput’.

Rumput meskipun tumbuh subur dan indah, dia tidak akan pernah dibiarkan menjadi tinggi. Rumput akan dibabat habis jika tumbuh tinggi karena membuat lingkungan disekelilingnya tidak elok.

Artinya pejabat tidak boleh bersipat otoriter dan sewenang-wenang membunuh prestasi kalangan masyarakat yang cemerlang karena takut tersaingi dan terancam jabatannya.

Janganlah para pejabat memandang rakyat bagaikan ’rumput’ yang harus disingkirkan jika ’mengotori’ dan membuat susah majikannya.

Pemimpin juga jangan menganggap rakyatnya sebagai kelompok masyarakat yang pasif dan tidak berani melawan bagaikan rumput. Tidak pernah terdengar ada rumput yang protes karena diinjak-injak oleh pemiliknya.

Nampaknya dalam peringatan kemerdekaan, setiap pemimpin terutama di Indonesia harus banyak belajar dari filosofis panjat pinang yaitu bekerja bersama-sama untuk tujuan bersama dan kemakmuran bersama.

Dengan belajar dari makna simbolis panjat pinang di hari bersejarah kemerdekaan seperti dirayakan di Indonesia, saya yakin bangsa dengan mayoritas penduduknya Muslim tersebut akan bertambah maju dan makmur.

Pemimpin dengan karakteristik pekerja keras dan ditunjang dengan teamwork yang solid dan mempunyai integritas tinggi seperti ditunjukkan dalam perlombaan panjat pinang akan bisa membawa rakyatnya hidup lebih sejahtera.

Terakhir, janganlah perlombaan panjat pinang yang selalu dilaksanakan setiap perayaan 17 Agustus-an di Indonesia hanya dilihat dari sisi hiburannya saja, tetapi harus dilihat makna filosofis disebaliknya seperti membangun teamwork yang solid dan bekerja dengan keras untuk menggapai sebuah tujuan bersama dalam kemerdekaan yaitu membangun sebuah bangsa yang aman, makmur, sejahtera dan berkeadilan yang dirasakan oleh semua rakyat.

Namun sayang Agustusan tahun ini (plus tahun depan) gak ada acara Panjat Pinang n perlombaan hiburan lainnya karena bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Ga papa ya, yang penting 17 Agustus tetap MERDEKA!!! (sudah merdekakah anda??) (DC)

fr. http://alinur.wordpress.com/

0 komentar:

Posting Komentar