Jumat, 01 Oktober 2010

Gempa dan Kita





oleh: Prof. Irwan Prayitno

Genap satu tahun negeri ini mendapat musibah gempabumi. Kerusakan dahsyat menyebabkan banyak penduduk yang kehilangan rumah karena tidak bisa ditempati maupun kehilangan harta benda lainnya dan juga kehilangan orang-orang yang dicintai.

Sebagai manusia, wajar kita bersedih. Namun sebagai umat beragama, kita juga harus menerima takdir Allah tersebut. Allah memang akan memberikan cobaan kepada manusia.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar: (QS Al Baqarah:155).

Sabar merupakan sikap yang harus diambil oleh manusia dalam menerima cobaan Allah tersebut. Dengan bersabar, hati akan menjadi lapang dan optimis menatap masa depan.
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS Al Baqarah:153).

Di samping cobaan, Allah juga memberikan suatu syarat untuk menghilangkan cobaan dan mendatangkan berkah. “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS Al-A’raf:96).

Beriman dan bertakwa adalah syarat bagi manusia untuk mendatangkan berkah Allah dari langit dan bumi serta syarat terhindar dari bencana. Sebaliknya, bila manusia mendustakan Allah akan muncul siksa.

Di zaman Rasulullah, pernah terjadi gempa ketika Rasulullah dan sahabat naik ke gunung Uhud. Tiba-tiba gunung berguncang hingga batu-batu berjatuhan. Kemudian Rasulullah menenangkan guncangan dan berkata kepada para sahabat, “Sesungguhnya Tuhan kalian sedang menegur kalian, maka ambillah pelajaran”. (Ibnu Abid Dunya).

Di zaman kekhalifahan Umar bin Khaththab r.a juga pernah terjadi gempabumi, kemudian Umar berkata, “Wahai manusia, tidaklah gempa ini terjadi kecuali karena ada sesuatu yang kalian lakukan. Alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi jiwaku yang di tanganNya, jika terjadi gempa susulan, aku tidak akan mau tinggal bersama kalian selamanya”. (Ibnu Abid Dunya).

Ummul mukminin Aisyah r.a ketika diminta menjelaskan tentang gempa menyatakan, “Jika mereka telah menghalalkan zina, meminum khamar dan memainkan musik (yang melalaikan kewajiban kepada Allah), Allah azza wa jalla murka di langit-Nya dan berfirman kepada bumi: guncanglah mereka!.

Kemudian Aisyah menambahkan bahwa gempa tersebut adalah nasihat dan rahmat bagi orang yang beriman, dan azab bagi orang yang mengingkari dan menyombongkan diri kepada Allah”. (Ibnu Qayyim, Al Jawabul Kafi).

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa satu tahun yang lalu agar negeri ini mendapat limpahan berkah dari Allah SWT. Di antaranya adalah dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melakukan berbagai antisipasi (misal: menyiapkan bangunan tahan gempa), serta mentaati dan memperhatikan aturan keselamatan dan evakuasi. (*)

fr. http://www.hariansinggalang.co.id

0 komentar:

Posting Komentar