Rabu, 15 September 2010

Sebetulnya, jika kita tidak hidup untuk kebaikan keluarga, untuk siapa lagikah?

by. Mario Teguh

Sahabat Indonesia yang super,
yang baik hatinya,
yang sedang bekerja untuk memungkinkan terjadinya keajaiban-keajaiban yang menye-jahterakan, membahagiakan, dan mencemer-langkan kehidupannya.



Adik-adik dan anak-anak saya yang terkasih,
yang sedang menjadikan dirinya sama dengan yang hebat, dan membedakan dirinya dari yang buruk.


Mudah-mudahan sapa saya dari Hong Kong yang masih berawan dan berhujan ini menemui Anda dalam kedamaian dan kesehatan yang prima.


Hmm … pria yang siapa pun,

akan sangat beruntung – jika didampingi oleh wanita yang berjalan di sampingnya sebagai perhiasan yang terindah, yang mengindahkan suasana hatinya, yang mencantikkan kediamannya, yang membahagiakan keluarganya, yang memuliakan nama dan meninggikan kehormatan suaminya.

Dan wanita yang siapa pun,
akan sangat beruntung – jika dia didampingi oleh pria yang berjalan gagah sebagai pelindung baginya, yang melihatnya sebagai tujuan utama kecintaan dan kesetiaannya, yang memelihara keceriaan hatinya, yang menyediakan kemampuan untuk membiayai kehidupan yang baik, yang menaruh nama wanitanya di depan namanya sendiri, yang berterima-kasih kepadanya setelah berterima-kasih kepada Tuhan, dan yang menjaga kelurusan kebaikannya bagi kemuliaan masa depan anak-anaknya.

Sebetulnya, jika kita tidak hidup untuk kebaikan keluarga, untuk siapa lagikah?

Apakah ada keberhasilan yang jujur, yang bukan untuk membahagiakan keluarga?

************************************************

Adik-adik dan anak-anak saya yang hatinya baik,

Saya memohon untuk jangan pernah lupakan yang ini ya?,
bahwa:

Wanita-wanita yang baik, adalah untuk lelaki-lelaki yang baik.
Lelaki-lelaki yang baik, adalah untuk wanita-wanita yang baik.

Sehingga, jika adik-adik dan anak-anakku mengidamkan pasangan hidup yang baik di masa depan, jadilah pribadi-pribadi yang baik.

Janganlah mengharapkan seorang pasangan yang ideal, dengan kebiasaan malas, menunda, dan mengeluh – yang menjadikan kita pribadi yang tidak ditengok oleh wanita atau lelaki yang baik.

Jika ada yang Anda keluhkan dari pasangan atau kekasih Anda, upayakanlah lebih dahulu – memperbaiki diri. Janganlah menuntut perbaikan pada orang lain, sebelum Anda memulainya sendiri.

Janganlah menunggu pasangan Anda untuk belaku lebih mesra, sebelum Anda bersedia untuk berlaku mesra.

Kemesraan bukanlah tanda kelemahan.

Kemesraan adalah kesediaan hati dari pribadi-pribadi yang besar, untuk memuliakan jiwa-jiwa penting dalam kehidupannya.

Dan seperti semua kualitas, kemesraan harus dimulai, dilatih, ditumbuhkan, dan dipelihara.

Apakah Anda pernah melihat pribadi-pribadi besar yang tidak mesra kepada pasangannya?

Hanya pribadi yang besar, yang hatinya mampu menjadi pelabuhan bagi semua ekspresi dari kasih sayangnya.

************************************************

Sahabat saya yang kesejahteraan dan kebahagiaannya sangat penting bagi Tuhan,

Foto berikut ini adalah pemandangan dari ruang tidur kami di Hong Kong, yang saya ambil dengan sebuah compact camera, 10 megapixel, dari dua gambar yang saya susun menjadi satu panorama vertikal. Cantik ya? Pas sekali untuk menjadi pendamping saat menuliskan sebuah Super Note untuk Anda.

This image has been resized. Click this bar to view the full image. The original image is sized 720x718px.
Mario Teguh di Hongkong

Saat saya disuguhi dengan keindahan suasana dan dimanjakan dengan kewenangan untuk berada dalam keindahan perasaan ini, dengan penuh kesyukuran saya menerima ini sebagai keajaiban.

Dalam pikiran sederhana Si Mario Kecil dulu, tidak pernah terbersit sedikit pun kemungkinan bahwa dia akan tumbuh menjadi pribadi dewasa yang diijinkan oleh Tuhan untuk hidup dalam kedamaian yang penuh kasih sayang, dan yang penuh kesyukuran dalam tugas melayani bagi kebahagiaan sesama.

Tiga hal yang mengajaibkan kehidupan adalah: kejujuran, kerja keras, dan upaya bagi kebaikan sesama.

Kualitas hidup kita berbanding lurus dengan kualitas dari

keterlibatan kita dalam pekerjaan-pekerjaan yang produktif.

Kita hanya akan merasa pantas menginginkan sesuatu yang besar,
jika kita bekerja lebih jujur, lebih keras, dan lebih tulus
mengupayakan kebaikan bagi sesama.

Ada kepantasan bagi segala sesuatu.
Bahkan untuk berharap pun, kita harus memantaskan diri.

Sulit bagi kita untuk mengharapkan sesuatu
yang tidak kita upayakan.

************************************************

Sahabat saya yang hatinya baik,

Begitu dulu ya?

Saya berharap bahwa Tuhan akan mempertemukan kita nanti, dalam suasana yang tulus dan penuh kegembiraan, untuk berbicara ke sana ke mari tentang upaya kita dalam menjadikan diri kita rahmat bagi sesama.

Mudah-mudahan Tuhan segera membukakan pintu-pintu rahmat yang besar, yang penting bagi kesejahteraan dan kebahagiaan Anda dan keluarga tercinta. Mudah-mudahan Tuhan tidak menunda kebaikan apa pun, yang sudah menjadi hak Anda – karena kejujuran dan kerja keras Anda.

Loving you all as always,

0 komentar:

Posting Komentar